Perjalanan pulang, saya bertemu dengan tukang bakmi langganan saya ketika masih SMA. Kakek - Kakek Tionghoa, yang sudah tua. Saya prediksi umurnya sekitar 60-an. Sudah cukup tua, dan harusnya sudah tidak berjualan bakmie. Dia dan istrinya berjualan di depan sekolah. Katanya, untuk menghidupi keluarga mereka. Loh? Kemana anak-anaknya? Dia hanya menceritakan singkat, yang katanya juga bertopang hidup kepada mereka berdua.
Saya bertemu dengannya. Dan, seperti biasa, dia ramah menyapa saya. Saya sudah mau buru - buru pulang, tapi dia menjulurkan tangan dan menyapa saya. Sapaanya membuat saya merenung, dan akhirnya menulis blog ini.
"TERIMA KASIH, YA... XIE-XIE"
Saya hanya bisa tersenyum, membalas sapaannya yang hangat keluar dari bibirnya. Tapi, menurut saya, itu bukan sapaan biasa, tapi sebuah renungan yang luar biasa. Tanpa teori, namun praktek.
Saya merasakan bahwa Saya lupa berterima kasih! Saya memang tipikal orang yang puas akan apa yang saya dapat, tapi, saya selalu mencari lebih. Saya lupa berterima kasih kepada Tuhan, Orang Tua, Saudara, Teman - Teman, dan Alam semesta.
Saya hanya terus memikirkan, apa yang akan saya lakukan hari ini. Apa yang akan saya dapat. Apa yang akan menjadi kepunyaan saya.
Saya lupa berterima kasih. Saya masih bisa bangun pada pagi hari. Saya masih bisa menikmati mentari pagi. Saya masih bisa berbicara. Saya masih bisa berdiri. Saya masih bisa bernapas. Saya masih bisa tertawa. Saya masih bisa makan. Saya masih bisa minum. Terutama, SAYA MASIH BISA HIDUP.
Saya senang dengan pemakaian kata ini. Terima kasih yang paling mendalam. Kata dari bahasa mandarin, yang mempunya makna yang mendalam. Gan En(感嗯). Kata ini mempunyai arti mendalam, yaitu terima kasih dan terus bersyukur. Luar biasa.
0 komentar: